Kamis, 25 Mei 2017

JENIS-JENIS BTP YANG DIIZINKAN DI INDONESIA




Bahan tambahan pangan atau BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. 

BTP yang diizinkan digunakan di Indonesia diatur dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Ada pun macam-macam BTP yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

ANTIOKSIDAN


Diatur dalam Perarturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 38 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Antioksidan. Antioksidan adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah kerusakan pangan akibat oksidasi. Antioksidan yang diperbolehkan adalah:

  1. Asam askorbat
  2. Natrium askorbat
  3. Kalsium askorbat
  4. Kalium askorbat
  5. Askorbil palmitat
  6. Askorbil stearat
  7. Tokoferol
  8. Propil galat
  9. Asam eritorbat
  10. Natrium eritorbat
  11. Butil hidrokinon tersier (TBHQ = tertiery butylhydroquinone)
  12. Butil hidroksi anisol (BHA = butillated Hydroxyanisole)
  13. Butil hidroksi toluen (BHT = butilated hydroxytoluene)

PENGAWET


Diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Pengawet (Preservative) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Pengawet yang diizinkan adalah sebagai berikut:
  1. Asam sorbat dan garamnya
  2. Asam benzoat dan garamnya
  3. Etil parahidroksi benzoat (Ethyl Paraben)
  4. Metil parahidroksi benzoat (Methyl paraben)
  5. Sulfit
  6. Nissin
  7. Nitrit
  8. Nitrat
  9. Asam propionat dan garamnya
  10. Lisozim Hidroklorida

PEWARNA


Diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.37 tahun 2013 tentang Batas Maksimum Bahan Tambahan Pangan Pewarna. Pewarna (Colour) adalah bahan tambahan pangan berupa pewarna alami atau sintesis, yang ketika ditambahkan atau diaplikasi pada pangan mampu memberi atau memperbaiki warna. Pewarna alami (Natural Food Colour) adalah pewarna yang diperoleh melalui ekstraksi, isolasi atau derivatisasi (sintetik parsial) dari tumbuhan, hewan, mineral atau sumber alami lain, termasuk pewarna identik alami. Pewarna sintetis adalah pewarna yang diperoleh melalui sintesis kimiawi. Pewarna yang diperbolehkan adalah sebagai berikut:
  1. Pewarna Alami
  • Kurkumin Cl No. 75300
  • Riboflavin
  • Karmin dan ekstrak cochineal CI. No. 75470
  • Klorofil CI No. 75810
  • Klorofil dan klorofilin tembaga kompleks CI No. 75810
  • Karamel I (Caramel I-Plain)
  • Karamel III amonia proses (Caramel III - ammonia process)
  • Karamel IV amonia sulfit proses (Caramel IV - sulphite ammonia process)
  • Karbon tanaman CI. 77266
  • Beta karoten (sayuran) CI No. 75310
  • Ekstrak anato CI No. 75120 (berbasis bixin)
  • Karotenoid
  • Merah bit 
  • Antosianin
  • Titanium dioksida CI No. 77891 

      2. Pewarna Sintetis
  • Tartrazin CI No. 19140
  • Kuning kuinolin CI No. 47005
  • Kuning FCF CI No. 15985
  • Kormoisin CI No. 14720
  • Ponceau 4R CI No. 16255
  • Eritrosin CI No. 45430
  • Merah allura CI No. 16035
  • Indigotin CI No. 73015
  • Biru berlian FCF CI No. 42090
  • Hijai FCF CI No. 42053
  • Coklat HT CI No. 20285

PENGUAT RASA

Diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 23 Tahun 2013 tentang Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa. Penguat rasa (flavour enhancer) adalah bahan tambahan pangan untuk memperkuat dan atau memodifikasi rasa dan atau aroma yang telah ada dalam bahan pangan tersebut tanpa memberikan rasa dan atau aroma tertentu. Penguat rasa yang diizinkan yaitu:

  1. Asam L-glutamat dan garamnya
  2. Asam guanilat dan garamnya
  3. Asam inosinat dan garamnya
  4. Garam-garam dar 5'-nukleotida

PENSTABIL


Diatur dalam Peratutan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 24 tahun 2013 tentang Bahan Tambahan Pangan Penstabil. Penstabil adalah bahan tambahan pangan untuk menstabilkan sistem dispersi yang homogen pada pangan. Penstabil yang diizinkan yaitu:
  1. Kalsium karbonat
  2. Kalsium asetat
  3. Asam fumarat
  4. Lesitin
  5. Natrium Laktat
  6. Kalsium laktat
  7. Natrium dihidrogen sitrat
  8. Dinatrium monohidrogen sitrat
  9. Trinatrium sitrat
  10. Kalium dihidrogen sitrat
  11. Trikalium sitrat
  12. Mononatrium fosfat
  13. Dinatrium fosfat
  14. Trinatrium fosfat
  15. Monokalium fosfat
  16. Dikalium fosfat
  17. Trikalium fosfat
  18. Kalsium fosfat
  19. Asam adipat
  20. Asam alginat
  21. Natrium alginat
  22. Kalium alginat
  23. Kalsium alginat
  24. Propilen glikol alginat
  25. Agar-agar
  26. Karagen
  27. Rumput laut euchema olahan
  28. Gom kacang lokus
  29. Gom guar
  30. Gom tragakan
  31. Gom arab
  32. Gom xanthan
  33. Gom karaya
  34. Gom tara
  35. Gom gelan
  36. Gom Gatti
  37. Gliserol
  38. Gelatin
  39. Pektin
  40. Ester gliserol resin kayu
  41. Dinatrium difosfat
  42. Trinatrium difosfat
  43. Tetranatrium difosfat
  44. Tetrakalium difosfat
  45. Dikalsium difosfat
  46. Natrium tripolifosfat
  47. Kalium tripolifosfat
  48. Natrium polifosfat
  49. Klaium polifosfat
  50. Natrium kalsium polifosfat
  51. Kalsium polifosfat
  52. Alfa-siklodekstrin
  53. Gama-siklodekstrin
  54. Selulosa mikrokristalin
  55. Selulosa bubuk
  56. Metil selulosa
  57. Hidroksipropil selulosa
  58. Hidroksipropil metil selulosa
  59. Etil metil selulosa
  60. Natrium karboksimetil selulosa
  61. Natrium kroskarmelos
  62. Natrium karboksimetil selulosa hidrolisa enzim
  63. Asam miristat, palmitat, stearat dan garam-garamnya (natrium, kalium, kalsium)
  64. Garam-garam asam oleat (Natrium, kalium, kalsium)
  65. Mono- dan digliserida asam lemak
  66. Ester asam lemak dan asetat dari gliserol
  67. Ester asam lemak dan laktat dari gliserol
  68. Ester asam lemak dan sitrat dari gliserol
  69. Ester asam lemak dan diasetiltartrat dari gliserol
  70. Ester poligliserol asam risinoleat terinteresterifikasi
  71. Natrium karbonat
  72. Natrium hidrogen karbonat
  73. Klaium karbonat
  74. Kalium hidrogen karbonat
  75. Amonium karbonat
  76. Amonium hidrogen karbonat
  77. Kalium klorida
  78. Kalsium klorida
  79. Kalsium sulfat
  80. Kalium hidroksida
  81. Kalsium hidroksida
  82. Magnesium hidroksida
  83. Malam
  84. Papain
  85. Bromelain
  86. Polidekstrosa
  87. Dekstrin
  88. Pati modifikasi asam (Acid treated starch)
  89. Pati modifikasi basa (Alkaline treated starch)
  90. Pati pucat (bleached starch)
  91. Pati oksidasi (Oxidizrd starch)
  92. Pati modifikasi enzim
  93. Monopati fosfat
  94. Dipati fosfat
  95. Fosfat dipati fosfat
  96. Dipati fosfat terasetilasi
  97. Pati asetat
  98. Dipati adipat terasetilasi
  99. Hidroksipropil pati
  100. Hidroksipropil dipati fosfat
  101. Pati natrium oktenilsuksinat
  102. Asetil pati oksidasi
  103. Natrium kaseinat

ANTIKEMPAL


Diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 10 tahun 2013 tentang Bahan Tambahan Pangan Antikempal. Antikempal  (anticacking agents) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah mengempalnya produk pangan. Antikempal yang diizinkan yaitu:
  1. Kalsium karbonat
  2. Trikalsium fosfat
  3. Selulosa mikrokiristalin
  4. Selulosa bubuk
  5. Asam miristat, stearat, palmitat dan garam-garamnya
  6. Garam-garam dari asam oleat dengan kalsium, kalium dan natrium
  7. Natrium karbonat
  8. Magnesium karbonat
  9. Magnesium oksida
  10. Natrium besi II sianida
  11. Kalium besi II sianida
  12. Kalsium besi II sianida
  13. Silikon doiksida halus
  14. Kalsium silikat
  15. Natrium alumonisilikat
  16. Magnesium silikat

PENINGKAT VOLUME


Diatur dengan peratutan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 25 tahun 2013 tentang Bahan Tambahan Pangan Peningkat Volume. Peningkat volume (bulking agents) adalah bahan tambahan pangan untuk meningkatkan volume pangan. Peningkat volume yang dizinkan adalah:
  1. Natrium laktat
  2. Asam alginat
  3. Natrium alginat
  4. Propilen glikoal alginat
  5. Agar-agar
  6. Karagen
  7. Gom guar
  8. Gom tragakan
  9. Gom arab
  10. Gom karaya
  11. Ester gliserol resin kayu
  12. Seulosa mikrokristalin
  13. Selulosa bubuk
  14. Metil selulosa
  15. Etil selulosa
  16. Hidroksipropil metil selulosa
  17. Natrium karboksimetil selulosa
  18. Mono- dan digliserida asam lemak
  19. Kalsium sulfat
  20. Polidekstrosa
  21. Pati modifikasi asam
  22. Pati modisfikasi basa
  23. Pati pucat
  24. Pati oksidasi
  25. Monopati fosfat
  26. Dipati fosfat
  27. Fosfat dipati fosfat
  28. Dipati fosfat terasetilasi
  29. Dipati adipat terasetilasi
  30. Hidroksipropil pati
  31. Hidroksipropil dipati fosfat

PENGERAS


Diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.9 tahun 2013 tentang Bahan Tambahan Pangan Pengeras. Pengeras (Firming agents) adalah bahan tambahan pangan untuk memperkeras atau mempertahankan jaringan buah dan sayuran, atau berinteraksi dengan bahan pembentuk gel untuk memperkuat gel. Pengeras yang diizinkan yaitu:
  1. Kalsium laktat
  2. Trikalsium sitrat
  3. Kalium klorida
  4. Kalsium klorida
  5. Kalsium sulfat
  6. Kalsium glukonat

PENGENTAL


Diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 15 tahun 2013 tentang Bahan Tambahan Pangan Pengental. Pengental (thickener) adalah bahan tambahan pangan untuk meningkatkan viskositas pangan. Pengental yang diizinkan:
  1. Kalsium asetat
  2. Natrium laktat
  3. Kalsium laktat
  4. Asam alginat
  5. Natrium alginat
  6. Kalium alginat
  7. Kalsium alginat
  8. Propilen glikol alginat
  9. Agar-agar
  10. Karagen
  11. Rumput laut euchena olahan
  12. Gom kacang lokus
  13. Gom guar
  14. Gom tragakan
  15. Gom arab
  16. Gom xanthan
  17. Gom Tara
  18. Gom Karaya
  19. Gom Gelan
  20. Gom gatty
  21. Gliserol
  22. Gelatin
  23. Pektin
  24. Ester gliserol resin kayu
  25. Alfa-siklodekstrin
  26. Gama-siklodekstrin
  27. Selulosa mikrokristalin
  28. Selulosa bubuk
  29. Metil selulosa
  30. Etil selulosa
  31. Hidroksipropil selulosa
  32. Hidroksiropil metil selulosa
  33. Etil metil selulosa
  34. Natrium karboksi metil selulosa
  35. Natrium karboksimetil selulosa hidrolisa enzim
  36. Mono- dan digliserida asam lemak
  37. Klaium klorida\
  38. Kalsium Klorida
  39. Kalsium sulfat
  40. Kalium hidroksida
  41. Bromelain
  42. Polidekstrosa
  43. Deksrin
  44. Pati modifikasi asam
  45. Pati modifikasi basa
  46. Pati pucat
  47. Pati oksidasi
  48. Pati modifikasi enzim
  49. Monopati fosfat
  50. Dipati fosfat
  51. Foosfat dipati fosfat
  52. Dipati fosfat terasetilasi
  53. Pati asetat
  54. Dipati asetat terasetilasi
  55. Hidroksipropil pati
  56. Hidroksipropil pati fosfat
  57. Pati natrium oktenil suksinta
  58. Asetil pati oksidasi
  59. Natrium kaseinat

PENGEMULSI


Diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 20 tahun 2013 tentang Bahan Tambahan Pangan Pengemulsi. Pengemulsi adalah bahan tambahan pangan untuk membantu terbentuknya campuran yang homogen dari 2 atau lebih fase yang tidak saling bercampur seperti minyak dan air. Pengemulsi yang diizinkan yaitu:
  1. Kalsium karbonat
  2. Lesitin
  3. Natrium laktat
  4. Kalsium laktat
  5. Natrium dihidrogen sitrat
  6. Dinatrium monohidrogen sitrat
  7. Trinatrium sitrat
  8. Kalium dihidrogen sitrat
  9. Trikalium sitrat
  10. Mononatrium fosfat
  11. Dinatrium fosfat
  12. Trinatrium fosfat
  13. Monokalium fosfat
  14. Dikalium fosfat
  15. Trikalium fosfat
  16. Asam alginat
  17. Natrium alginat
  18. Kalium alginat
  19. Kalsium alginat
  20. Propilen glikol alginat
  21. Agar-agar
  22. Karagen
  23. Gom kacang lokus
  24. Gom guar
  25. Gom tragakan
  26. Gom Arab
  27. Gom karaya
  28. Gliserol
  29. Gelatin
  30. Polisorbat
  31. Pektin
  32. Ester gliserol resin kayu
  33. Dinatrium difosfat
  34. Trinatrium difosfat
  35. Tetranatrium difosfat
  36. Tetrakalium difosfat
  37. Kalium difosfat
  38. Natrium polifosfat
  39. Klaium polifosfat
  40. Selulosa mikrokristalin
  41. Selulosa bubuk
  42. Metil selulosa
  43. Hidroksipropil selulosa
  44. Hidroksipropil metil selulosa
  45. Etil metil selulosa
  46. Natrium karboksimetil selulosa
  47. Hidroksipropil metil selulosa
  48. Etil metil selulosa
  49. Natrium karboksimetil selulosa
  50. Asam miristat, stearat dan palmitat serta garam-garamnya
  51. Garam-garam asam oleat denga kalium, kalsium dan natrium
  52. Mono- dan digliserida asam lemak
  53. Ester asam lemak dan asetat dari gliserol
  54. Ester asam lemak dan laktat dari gliserol
  55. Ester asam lemak dan sitrat dari gliserol
  56. Ester asam elmak dan diasetiltartrat dari gliserol
  57. Ester sukrosa asam lemak
  58. Ester poligliserol asam lemak
  59. Ester poligliserol asam risinoleat terinteresterifikasi
  60. Ester propilenglikol asam lemak
  61. Natrium stearoil-laktilat
  62. Ester sorbitan asam lemak