Selasa, 18 Oktober 2016

PROTEIN-PROTEIN FARMAKA



Protein-protein farmaka secara garis besar digolongkan menjadi:

  1. Asam-asam amino
  2. Protein dan analog protein
  3. Protein darah
  4. Hormon
  5. Enzim dan zimogen
  6. Produk protein dari telor ayam
Teknologi DNA rekombinan memungkinkan untuk menghasilkan protein untuk tujuan aplikasi farmasi. Protein yang dihasilkan melalui bioteknologi sekarang mengandung sejumlah bagian yang penting dari obat-obat yang sekarang sedang dikembangkan. Proses isolasi, purifikasi, formulasi dan deliveri protein menjadi tangtangan tersendiri bagi para ilmuwan farmasi, karena protein memiliki sifat-sifat fisik dan kimiawi yang unik. Sifat-sifat tersebut menunjukkan adanya masalah dalam stabilitasnya. Instabilitas kimia protein meliputi:
  • proteolisis
  • deamidasi
  • oksidasi
  • rasemisasi
  • beta-eliminasi
sedangkan instabilitas fisik dapat berupa:
  • agregasi
  • presipitasi
  • denaturasi
  • adsorpsi pada permukaan
metodologi-metodologi terbaru untuk menstabilkan protein diantaranya:
  • Penambahan senyawa aditif
  • Penambahan eksipien
  • Modifikasi secara kimia
  • Penggunaan mutagenesis terarah untuk menghasilkan spesies protein yang lebih stabil

Asam Amino


Asam-asam amino yang telah digunakan dalam dunia farmasi diantaranya:
  1. Asam amino, misal: glisin (Glycocoll)
  2. Methionin, asam DL-2-amino-4-(methio)-butirate (Amurex)
  3. Dihidroksialumunium aminoasetat, Basic aluminium glisinate (Hyperacide)
  4. Asam aminokaproat, 6-aminohexanoic acid (Amicar)
  5. Acetilcistein, N-asetyl-L-cystein (Mucomist)
  6. Asam glutamat HCl (Acidulin)
  7. Levodopa, (-)-3_(3,4-dihidroksifenil)-L-alanin (Larodopa, Dopar, Levopa)
  8. Carbidopa (Sinemet)

Protein dan Analog Protein


Dapat digolongkan menjadi:
  1. Protein hidrolisat; injeksi protein hidrolisat (Aminogen, Travamin)
  2. Larutan asam amino; Aminosin, Freeamin III, Trowasol, Novamine
  3. Protein dan senyawa-senyawa yang mirip dengan protein
Protein dan senyawa yang menyerupainya diantaranya:
  • Gelatin, gelatin film (Gelfilm), Gelatin sponge (Gelfoam)
  • Protein susu : activin, caside, clarinac, bu-ma-lac, lactoprotein, mangalac, nat-i-lac, neolacmanese, proteolac
  • Protein pepton bovine; Muscosol
  • Protein bakteri : Omniadin
  • Synodal (protein non-spesifik: lipoid, lemak hewani, ametin HCl)
  • Venom : venom cobra, Moccasin, Strypven, Ven-Apis
  • Nucleoprotein : Polimerase DNA/RNA, nuklease, isomerase, tubulin, histon

Protein-protein Darah


Protein darah dapat berupa trombin, hemoglobin, fibrinogen dan lain-lain. 

Hormon


Jenis-jenis hormon:
  1. Hormon hipotalamus; thyroliberin (TRH), Tyrotropin (TSH), Gonadoliberin (Gn-RH, LH-RH), GRF, LHRIF, CRF, MRF, MIF.
  2. Hormon pituitary (hipofisis); adenohipofisis (ACTH, GH, LH, FSH, Prolaktin), neurohipofisis (vasopresin, oksitosin)
  3. Melanotropin: alfa-MSH, beta-MSH, gamma-melanotropin
  4. Lipotropin (LPH); enkefalin alfa dan beta, endorfin alfa, beta dan gamma
  5. Hormon-hormon pertumbuhan; somatrem (protropin), somathropin (humathrope dari rDNA)
  6. Prolaktin (PRL)
  7. Thyrotropin (TSH, Tryptopar)
  8. Somatostatin (SRIF); octreotide asetat (sandostatin)
  9. Hormon placenta (hCG, hPL)
  10. Neurohipofisis; oksitosin, vasopresin (pitresin), vasopresin tannate, felypresin, lypressin (Diapid), Desmopressin asetat (DDAVP, Stimate)
  11. Hormon pankreas; insulin (insulin, insulin protamin, Zn-protamin insulin), glukagon
  12. Hormon saluran cerna; gastrin, pentagastrin, sekretin, chelecystokinin-pancreozymin (CCK-PZ), vasoactive intestinal peptide (VIP), gastric inhibitory peptide (GIP), Motilin, neurotensin
  13. Hormon paratiroid; parathyroid, calcitonin (thyrocalcitonin)
  14. Angitensin; angiotensi amide (hipertensin), eritropoeitin (Epogen)
  15. Plasmakinin; bradikinin, kallidin, substance P, atrial natriuretic factors (ANF)
  16. Thyroglobulin

Mekanisme komunikasi interseluler


Dalam komunisasi antara sel-sel dalam organisme, sinyal (kimia maupun elektrik) dihasilkan oleh sel-sel khusus. Fungsi dihasilkannya signal oleh sel-sel tersebut adalah untuk regulasi tersebut, sehingga signal hanya akan diproduksi  jika ada sebuah stimulus tertentu. Dalam cara signaling ini dapat dibentuk pasangan satu sama lain dan dikoordinasikan.

Langkah-langkah dalam komunikasi interseluler adalah sebagai berikut:
  1. Formasi signal oleh sel-sel signal akibat adanya faktor pemicu eksternal
  2. Transport signal ke sel-sel target
  3. Registrasi signal pada sel target
  4. Transmisi lebih jauh signal ke dalam sel target
  5. Transformasi signal menjadi reaksi elektrik atau biokimia didalam sel target
  6. Terminasi signal
Sel-sel target yang menerima sebuah signal dalam rangka komunikasi interseluler akan mentransmisikan signal ke dalam jalur intraseluler. Jalur signaling intraseluler dikarakterisasi dengan parameter-parameter berikut:
  1. Sifat pemicu, ekstrenal signal
  2. Mekanisme registrasi signal
  3. Mekanisme transmisi dan terminasi signal
  4. Sifat reaksi biokimia yang menginduksi dalam sel target
Total dari reaksi-reaksi diatas menentukan respon sel target. Sifat dari sel-sel signal eksternal dapat menerima dan memproses signal dalam bentuk senyawa messenger (protein, senyawa berbobot molekul rendah) dan elektrik, optik dan stimulus laiinnya.